Karya sastra memiliki banyak fungsi untuk
kehidupan manusia, karena karya sastra merupakan sebuah hasil
pemikiran-pemikiran dan ide-ide yang banyak memiliki nilai-nilai. Untuk dapat memahami nilai-nilai
yang ada dalam sebuah karya sastra dengan baik, maka seorang penikmat sastra
harus benar-benar bisa mengapresiasi sastra. Ia harus memiliki rasa cinta terhadap sastra.
Rasa cinta tersebut dapat dipupuk dengan cara meningkatkan dan
mengembangkan minat untuk lebih mengenal
dan menghayati secara intensif karya sastra itu. Banyak cara untuk mengembangkan minat dalam
sastra, diantaranya yaitu dengan cara meningkatkan minat dalam membaca ataupun
mendengarkan pembacaan karya sastra. Selain itu seorang penikmat sastra harus
memiliki cita rasa seni yang tajam dan halus dan mempunyai pengalaman dan
wawasan sastra yang cukup luas. Dengan mengapresiasi sastra secara benar seorang penikmat baru bisa
mengambil manfaat dari sastra itu sendiri. Seperti yang dikemukakan Horatius
(dalam Widjojoko, 2006:7) bahwa manfaat sastra adalah dulce et utile yaitu menyenangkan dan berguna. Manfaat karya sastra
yang dimaksud oleh Horatius tersebut dapat diperinci sebagai berikut.
1)
Dengan karya sastra penikmat seperti dibawa terbang mengembara dan
berekreasi yang menyenangkan oleh imaji pengarang yang menyuguhkan kisah
mengenai kehidupan manusia, masyarakat, dan alam lingkungannya pada suatu
tempat dan zaman dengan pesona sastra yang mengikat, sehingga penikmat sastra
merasa terhibur, puas dan memperoleh pengalaman batin tentang tafsir hidup dan
kehidupan manusia yang disajikan pengarang.
2)
Karya sastra dapat memperkaya pengetahuan penikmat, sebab dengan membaca
karya-karya sastra penikmat memperoleh sejumlah pengetahuan berupa ide-ide,
gagasan-gagasan, pemikiran, cita-cita pengarang ataupun kehidupan masyarakat
dengan tradisi dan adat istiadatnya.
3)
Karya sastra dapat memperkaya dan memperluas emosi-emosi pembaca.
Maksudnya lewat pengalaman hidup tokoh-tokoh cerita yang imajinatif, karya
sastra (fiksi) dapat menumbuhkan dalam diri peminat sebagai emosi manusia
seperti rasa kasihan, simpati, empati, dan lain-lain, bahkan juga khataris (penyucian diri).
4)
Karya sastra mengandung unsur pendidikan dan pengajaran (didaktik). Dari
segi pendidikan karya sastra merupakan wahana untuk mewariskan atau meneruskan
tradisi dari generasi ke generasi, berupa gagasan dan pemikiran, pengalaman
sejarah, nilai-nilai budaya dan tradisi. Dari segi pengajaran, seperti ajang
moral, juga banyak diungkapkan dalam karya sastra yang bermanfaat bagi penikmat
sastra. (Widjojoko, 2006:8)
Dengan banyaknya manfaat sastra seperti yang dikatakan Horatius
manfaat sastra dulce et utile yaitu menyenangkan dan berguna, diharapkan analisis
mitos levi-staruss dalam toponimi Pantai Pelabuhan Ratu dapat menambah kekayaan
dan pengetahuan berkenaan tentang analisis mitos dan toponimi. Selain itu
diharapkan setelah memahami dan mempelajari mitos dan toponimi Pantai Pelabuhan
Ratu masyarakat dapat lebih melogikakan dan memahami pesan yang tersimpan dalam
cerita Mitos Pantai Pelabuhan Ratu. Sehingga nilai-nilai budaya dan tradisi
khususnya cerita mitos dapat tumbuh dan berkembang tanpa mempengaruhi keimanan
dan keyakinan masyarakat.