Nilai- Nilai
Kepemimpinan
Nilai-nilai kepemimpinan adalah
sejumlah sifat-sifat utama yang harus dimiliki seorang pemimpin agar
kepemimpinannya dapat efektif dan efisien untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan. Menurut Danim (2012: 61) seseorang yang menjalankan fungsi kepemimpinan
setidaknya harus memiliki setidaknya persyaratan atau sifat-sifat seperti;
Bertakwa
terhadp Tuhan Yang Maha Esa, memiliki intelensi yang tinggi, berpengetahuan
luas, baik teoritis maupun praktis, memiliki fisik yang kuat, percaya diri, dapat
menjadi anggota kelompok,adil dan bijaksana, tegas dan berinisiatif, berkapasitas
membuat keputusan, memiliki kestabilan emosi, sehat jasmani dan rohani,
bersifat prosfektif.
1)
Bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa
Pemimpin
menghargai manusia karena seorang pemimpin menyadari bahwa manusia sebagai
makhluk Tuhan. Dengan demikian pemimpin tidak melihat manusia dari segi agama,
kondisi fisik, status sosial ekonomi, dan latar belakang keturunan.
Kesimpulannya pemimpin yang memiliki sifat bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
tidak akan menindas, karena menganggap semua manusia sebagai makhluk Tuhan.
2)
Memiliki Inteligensi yang Tinggi
Kemampuan
analisis yang tinggi adalah syarat mutlak bagi kepemimpinan yang efektif. Hal
tersebut diperlukan karena seorang pemimpin sering kali dihadapkan pada situasi
yang dilematis sebelum mengambil keputusan. Oraganisasi yang besar menuntut
seorang pemimpin yang berpikir secara luas, mendalam, dan dapat mengambil
memecahkan masalah dalam waktu relatif singkat.
3)
Berpengetahuan Luas, Baik Teoritis Maupun Praktis
Banyaknya
kegagalan seorang pemimpin antara lain disebabkan oleh rendahnya kemampuan teoritis
dan ketidakmampuan bertindak secara praktis. Sebaliknya pemimpin yang
profesional perlu memiliki kemampuan dua-duanya . dengan pengetahuan luas,
tidak berarti bahwa seorang pemimpin harus lulusan universitas atau akademi.
Orang yang berpendidikan rendah adakalanya memiliki pengetahuan luas dengan
kecakapan praktis yang memadai. Seorang pemimpin dituntut memiliki kemauan
belajar, baik secara tim maupun pengembangan diri sendiri.
4)
Memiliki Fisik yang Kuat
Seorang
pemimpin harus bekerja dalam waktu lama dan sangat melelahkan. Hal itu karena pemimpin
mempunyai kesibukan luar biasa. Selain itu pemimpin dituntut memiliki ketahanan dan
kekuatan fisik untuk mengahadapi pekerjaannya.
5)
Percaya Diri
Percaya
diri tidak sama dengan percaya pada diri sendiri dan tidak percaya pada orang
lain. Pemimpin yang sukses bersikap konsisten atau tidak labil menghadapi
situasi yang variatif. Situasi kepemimpinan yang baik pun adalah yang arah
pemikiran dan kebijakannya dapat dibaca secara tepat dan pasti oleh bawahannya.
6)
Dapat Menjadi Anggota Kelompok
Seorang
pemimpin selalu bekerja dengan dan melalui anggota kelompoknya. Kerja sama itu
akan terasa lebih baik, karena adanya perpaduan antara pimpinan dan anggota
kelompoknya. Dengan begitu tujuan organisasi akan tercapai secara efektif dan
efisien.
7)
Adil dan Bijaksana
Sesuai
dengan kodratnya manusia ingin diperlakukan secara adil. Keadilan mengandung
makna kesesuaian antara hak dan kewajiban. Sedangkan bijaksana berarti
mempimpin harus menjangkau aspek manusiawi individu yang dipimpin. Jadi seorang
pemimpin dituntut meliki sikap adil dan bijaksana untuk dapat memposisikan mana
hak dan kewajiban antara dirinya dan kelompok atau individu yang dipimpinnya.
8)
Tegas dan Berinisiatif
Tegas
tidak identik dengan keras, bukan pula otoriter atau diktaktor. Ketegasan
adalah kemampuan mengambil keputusan atas dasar keyakinan tertentu, dengan
didukung oleh data yang kuat. Berinisiataif berarti bahwa seseorang yang
menduduki posisi pemimpin mampu membuat gagasan baru, inovasi baru atau
tindakan lain atas suatu subjek. Berinisiatif berarti pula kemampuan memancing
kreativitas anggota berbuat dengan cara-cara sendiri, sepanjang tidak
menyimpang dari tujuan akhir yang diharapkan.
9)
Berkapasitas Membuat Keputusan
Seorang
pemimpin dituntut untuk mampu membuat keputusan. Membuat keputusan pada intinya
adalah memecahkan persoalan keorganisasian. Pemimpin yang mempunyai kapasitas
membuat keputusan akan membawa organisasinya mencapai tujuan tertentu.
10)
Memiliki Kestabilan Emosi
Ciri
manusia beremosi stabil adalah sabar dan tidak mengambil inisiatif dalam
situasi emosional, kecuali benar-benar terpaksa. Pemimpin yang sabar adalah
pemimpin yang didambakan oleh pengikutnya. Oleh karena itu, pemimpin harus
mampu mengendalikan emosi dan berpikir rasional pada situasi yang berbeda. Di
dalam menentukan tindakan seorang pemimpin dituntut tetap berada pada sikap
normal dan tahan terhadap godaan.
11)
Sehat Jasmani dan Rohani
Sehat
jasmani dan rohami adalah syarat mutlak seorang pemimpin. Bukan tidak boleh
dipimpin oleh orang buta, namun seorang pemimpin mempunyai kesibukan dan
seringkali harus menandatangani dokumen, surat resmi, atau cek bank. Dapat
dibayangkan apabila sebuah organisasi dipimpin oleh seseorang yang memiliki
keterbatasan bisa saja disalahgunakan oleh stafnya. Oraganisai yang menangani
orang gilapun harus dipimpin oleh orang sehat rohaninya. Tetapi, sehat jasmani
tidak bertolak belakang dengan cacat fisik. Sehat jasmani dan rohani berarti
memungkinkan seseorag bekerja secara optimal dalam bidang yang ditekuninya.
12)
Bersifat Prosfektif
Organisasi
beroprasi dengan memanfaatkan tiga kondisi, yaitu pengalaman masa lalu,
kearifan masa kini, dan harapan masa depan. Masa depan memang tidak dapat
diramalkan secara pasti, meskipun dapat diantisifasi jika variablenya telah
diketahui atau dianalisis secara hati-hati. Sifat prospektif itu diperlukan
terutama untuk menghadapi suprasistem yang dinamis, seperti pertumbuhan
penduduk, pertumbuhan ekonomi, perubahan kondisi politik di dalam dan di luar negri,
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan kebikan moneter, dan sebagainya
Liadwiristanti mengemukakan beberapa
nilai kepemimpinan yang perlu dimiliki seorang pemimpin antara lain adalah
sebagai berikut:
1)
Integritas dan Moralitas
Integritas menyangkut mutu, sifat dan keadaan yang
menunjukkan kesatuan yang utuh sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang
memancarkan kewibawaan dan kejujuran. Moralitas menyangkut ahlak, budi pekerti,
susila dan ajaran tentang baik dan buruk. Jadi serang pemimpin dituntut
memiliki integritas dan moralitas yang baik sehingga dapat terlihat kewibawaan
dan kejujuranya.
2)
Tanggungjawab
Pemimpin harus bertanggungjawab atas apa yang
dilakukan dan tidak dilakukannya untuk mencegah terjadinya penyimpangan-penyimpangan
dalam organisasi. Hal itu dibutuhkan karena pemimpin merupakan tonggak
anggotanya.
3)
Visi Pemimpin
Kepemimpinan seorang pemimpin nyaris identik dengan
visi kepemimpinannya. Visi adalah arah kemana organisasi dan orang-orang yang
dipimpin akan dibawa oleh seorang pemimpin. Jika seorang pemimpin tidak
memiliki visi dalam organisasinya, maka organisasi tersebut tidak akan berjalan
karena tidak ada tujuan yang ingin dicapai.
4)
Kebijaksanaan
Kebijakasanaan juga merupakan kearifan seorang
pemimpin dalam memutuskan sesuatu sehingga keputusannya adil dan bijaksana.
Kebijaksanaan memiliki makna lebih dari kepandaian atau kecerdasan.
5)
Keteladan
Keteladanan seorang pemimpin adalah sikap dan tingkah
laku yang dapat menjadi contoh bagi orang-orang yang dipimpinnya. Keteladanan
berkaitan erat dengan kehormatan, integritas, dan moralitas pemimpin.
6)
Menjaga Kehormatan
Seorang pemimpin harus menjaga kehormatan baik
dirinya, anggotanya, maupun organisasinya. Dengan cara tidak melakukan
perbuatan-perbuatan yang tercela. Hal
tersebut perlu dilakukan karena segala perbuatan pemimpin dapat menjadi
contoh bagi anggotanya.
7)
Beriman
Beriman berarti meyakini bahwa Tuhan itu ada. Hal
tersebut sangat penting karena pemimpin adalah manusia biasa dengan semua
keterbatasannya secara fisik, pikiran dan akal budi sehingga banyak masalah
yang tidak akan mampu dipecahkan dengan kemampuannya sendiri. Oleh karena itu
seorang pemimpin harus memiliki iman yang kuat dan beriman kepada Tuhan Yang
Maha Esa.
8)
Kemampuan Berkomunikasi
Antara pemimpin dan yang dipimpin terdapat suatu
ikatan kuat sebagai satu keutuhan dan memiliki ketergantungan satu sama lain.
Untuk mencapai hal tersebut maka seorang pemimpin harus memiliki kemampuan
berkomunikasi yang baik. Sehingga mampu membangun komunikasi dengan orang-orang
yang dipimpinnya secara efektif dan efisien.
9)
Komitmen Meningkatkan Kualitas SDM
Pada hakikatnya, SDM berupa manusia yang dipekerjakan
di sebuah organisasi sebagai penggerak untuk mencapai tujuan organisasi itu. SDM
juga merupakan faktor strategis dan penentu dalam kemajuan organisasi. Seorang pemimpin
harus memiliki komitmen kuat untuk meningkatkan kualitas SDM, jika ingin
organisasinya tetap bertahaan dan berjalan.
Selain nilai-nilai yang harus dimiliki oleh seorang
pemimpin, etika yang baik juga harus dimiliki. Etika adalah perilaku berstandar
normatif berupa nilai-nilai moral, norma-norma, dan hal-hal yang baik-baik.
Adapun etika dalam kepemimpinan yakni: menjaga perasaan orang lain, memecahan
masalah dengan rendah hati, menghindari pemaksaan kehendak tetapi menghargai
pendapat orang lain, mengutamakan proses dialogis dalam memecahkan masalah,
menanggapi suatu masalah dengan cepat, dan sesuai dengan keahlian, menyadari
kesalahan dan berusaha untuk memperbaiki serta mengedepankan sikap jujur,
disiplin, dan dapat dipercaya. Sedangkan untuk faktor yangdapat menghambat
kepemimpinan dibagi menjadi tiga, yaitu:
1)
Materialisme (mendewakan materi), hedonisme ( hidup
untuk bersenang-senang) dan konsumerisme (mengikuti naluri konsumtif). Orang
cenderung ingin memiliki materi lebih (dimensi having) ketimbang menjadi
manusia yang lebih bermartabat (dimensi being);
2)
Praktek korupsi yang menghambat kemajuan organisasi dan
melemahkan peran pemimpin. Pemimpin yang melakukan korupsi akan berakibat
bawahan meniru perbuatan korupsi dan terjadi pembusukan dalam organisasi;
3)
Proses rekrutmen pemimpin yang hanya berorientasi
mengejar kekuasaan dan uang.