Saturday, March 25, 2017

Nilai-nilai Kepemimpinan



Nilai- Nilai Kepemimpinan
          Nilai-nilai kepemimpinan adalah sejumlah sifat-sifat utama yang harus dimiliki seorang pemimpin agar kepemimpinannya dapat efektif dan efisien untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Menurut Danim (2012: 61) seseorang yang menjalankan fungsi kepemimpinan setidaknya harus memiliki setidaknya persyaratan atau sifat-sifat seperti;
Bertakwa terhadp Tuhan Yang Maha Esa, memiliki intelensi yang tinggi, berpengetahuan luas, baik teoritis maupun praktis, memiliki fisik yang kuat, percaya diri, dapat menjadi anggota kelompok,adil dan bijaksana, tegas dan berinisiatif, berkapasitas membuat keputusan, memiliki kestabilan emosi, sehat jasmani dan rohani, bersifat prosfektif.
                              1)            Bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa
Pemimpin menghargai manusia karena seorang pemimpin menyadari bahwa manusia sebagai makhluk Tuhan. Dengan demikian pemimpin tidak melihat manusia dari segi agama, kondisi fisik, status sosial ekonomi, dan latar belakang keturunan. Kesimpulannya pemimpin yang memiliki sifat bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa tidak akan menindas, karena menganggap semua manusia sebagai makhluk Tuhan.
                              2)            Memiliki Inteligensi yang Tinggi
Kemampuan analisis yang tinggi adalah syarat mutlak bagi kepemimpinan yang efektif. Hal tersebut diperlukan karena seorang pemimpin sering kali dihadapkan pada situasi yang dilematis sebelum mengambil keputusan. Oraganisasi yang besar menuntut seorang pemimpin yang berpikir secara luas, mendalam, dan dapat mengambil memecahkan masalah dalam waktu relatif singkat.
                              3)            Berpengetahuan Luas, Baik Teoritis Maupun Praktis

Banyaknya kegagalan seorang pemimpin antara lain disebabkan oleh rendahnya kemampuan teoritis dan ketidakmampuan bertindak secara praktis. Sebaliknya pemimpin yang profesional perlu memiliki kemampuan dua-duanya . dengan pengetahuan luas, tidak berarti bahwa seorang pemimpin harus lulusan universitas atau akademi. Orang yang berpendidikan rendah adakalanya memiliki pengetahuan luas dengan kecakapan praktis yang memadai. Seorang pemimpin dituntut memiliki kemauan belajar, baik secara tim maupun pengembangan diri sendiri.

                              4)            Memiliki Fisik yang Kuat

Seorang pemimpin harus bekerja dalam waktu lama dan sangat melelahkan. Hal itu karena pemimpin mempunyai kesibukan luar biasa. Selain  itu pemimpin dituntut memiliki ketahanan dan kekuatan fisik untuk mengahadapi pekerjaannya.

                              5)            Percaya Diri

Percaya diri tidak sama dengan percaya pada diri sendiri dan tidak percaya pada orang lain. Pemimpin yang sukses bersikap konsisten atau tidak labil menghadapi situasi yang variatif. Situasi kepemimpinan yang baik pun adalah yang arah pemikiran dan kebijakannya dapat dibaca secara tepat dan pasti oleh bawahannya.

                              6)            Dapat Menjadi Anggota Kelompok

Seorang pemimpin selalu bekerja dengan dan melalui anggota kelompoknya. Kerja sama itu akan terasa lebih baik, karena adanya perpaduan antara pimpinan dan anggota kelompoknya. Dengan begitu tujuan organisasi akan tercapai secara efektif dan efisien.

                              7)            Adil dan Bijaksana

Sesuai dengan kodratnya manusia ingin diperlakukan secara adil. Keadilan mengandung makna kesesuaian antara hak dan kewajiban. Sedangkan bijaksana berarti mempimpin harus menjangkau aspek manusiawi individu yang dipimpin. Jadi seorang pemimpin dituntut meliki sikap adil dan bijaksana untuk dapat memposisikan mana hak dan kewajiban antara dirinya dan kelompok atau individu yang dipimpinnya.


                              8)            Tegas dan Berinisiatif

Tegas tidak identik dengan keras, bukan pula otoriter atau diktaktor. Ketegasan adalah kemampuan mengambil keputusan atas dasar keyakinan tertentu, dengan didukung oleh data yang kuat. Berinisiataif berarti bahwa seseorang yang menduduki posisi pemimpin mampu membuat gagasan baru, inovasi baru atau tindakan lain atas suatu subjek. Berinisiatif berarti pula kemampuan memancing kreativitas anggota berbuat dengan cara-cara sendiri, sepanjang tidak menyimpang dari tujuan akhir yang diharapkan.

                              9)            Berkapasitas Membuat Keputusan

Seorang pemimpin dituntut untuk mampu membuat keputusan. Membuat keputusan pada intinya adalah memecahkan persoalan keorganisasian. Pemimpin yang mempunyai kapasitas membuat keputusan akan membawa organisasinya mencapai tujuan tertentu.

                          10)            Memiliki Kestabilan Emosi

Ciri manusia beremosi stabil adalah sabar dan tidak mengambil inisiatif dalam situasi emosional, kecuali benar-benar terpaksa. Pemimpin yang sabar adalah pemimpin yang didambakan oleh pengikutnya. Oleh karena itu, pemimpin harus mampu mengendalikan emosi dan berpikir rasional pada situasi yang berbeda. Di dalam menentukan tindakan seorang pemimpin dituntut tetap berada pada sikap normal dan tahan terhadap godaan.

                          11)            Sehat Jasmani dan Rohani

Sehat jasmani dan rohami adalah syarat mutlak seorang pemimpin. Bukan tidak boleh dipimpin oleh orang buta, namun seorang pemimpin mempunyai kesibukan dan seringkali harus menandatangani dokumen, surat resmi, atau cek bank. Dapat dibayangkan apabila sebuah organisasi dipimpin oleh seseorang yang memiliki keterbatasan bisa saja disalahgunakan oleh stafnya. Oraganisai yang menangani orang gilapun harus dipimpin oleh orang sehat rohaninya. Tetapi, sehat jasmani tidak bertolak belakang dengan cacat fisik. Sehat jasmani dan rohani berarti memungkinkan seseorag bekerja secara optimal dalam bidang yang ditekuninya.

                          12)            Bersifat Prosfektif

Organisasi beroprasi dengan memanfaatkan tiga kondisi, yaitu pengalaman masa lalu, kearifan masa kini, dan harapan masa depan. Masa depan memang tidak dapat diramalkan secara pasti, meskipun dapat diantisifasi jika variablenya telah diketahui atau dianalisis secara hati-hati. Sifat prospektif itu diperlukan terutama untuk menghadapi suprasistem yang dinamis, seperti pertumbuhan penduduk, pertumbuhan ekonomi, perubahan kondisi politik di dalam dan di luar negri, perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan kebikan moneter, dan sebagainya
         
          Liadwiristanti mengemukakan beberapa nilai kepemimpinan yang perlu dimiliki seorang pemimpin antara lain adalah sebagai berikut:
                              1)            Integritas dan Moralitas
Integritas menyangkut mutu, sifat dan keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan dan kejujuran. Moralitas menyangkut ahlak, budi pekerti, susila dan ajaran tentang baik dan buruk. Jadi serang pemimpin dituntut memiliki integritas dan moralitas yang baik sehingga dapat terlihat kewibawaan dan kejujuranya.

                              2)            Tanggungjawab

Pemimpin harus bertanggungjawab atas apa yang dilakukan dan tidak dilakukannya untuk mencegah terjadinya penyimpangan-penyimpangan dalam organisasi. Hal itu dibutuhkan karena pemimpin merupakan tonggak anggotanya.

                              3)            Visi Pemimpin

Kepemimpinan seorang pemimpin nyaris identik dengan visi kepemimpinannya. Visi adalah arah kemana organisasi dan orang-orang yang dipimpin akan dibawa oleh seorang pemimpin. Jika seorang pemimpin tidak memiliki visi dalam organisasinya, maka organisasi tersebut tidak akan berjalan karena tidak ada tujuan yang ingin dicapai.


                              4)            Kebijaksanaan

Kebijakasanaan juga merupakan kearifan seorang pemimpin dalam memutuskan sesuatu sehingga keputusannya adil dan bijaksana. Kebijaksanaan memiliki makna lebih dari kepandaian atau kecerdasan.

                              5)            Keteladan

Keteladanan seorang pemimpin adalah sikap dan tingkah laku yang dapat menjadi contoh bagi orang-orang yang dipimpinnya. Keteladanan berkaitan erat dengan kehormatan, integritas, dan moralitas pemimpin.

                              6)            Menjaga Kehormatan

Seorang pemimpin harus menjaga kehormatan baik dirinya, anggotanya, maupun organisasinya. Dengan cara tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang tercela. Hal  tersebut perlu dilakukan karena segala perbuatan pemimpin dapat menjadi contoh bagi anggotanya.

                              7)            Beriman

Beriman berarti meyakini bahwa Tuhan itu ada. Hal tersebut sangat penting karena pemimpin adalah manusia biasa dengan semua keterbatasannya secara fisik, pikiran dan akal budi sehingga banyak masalah yang tidak akan mampu dipecahkan dengan kemampuannya sendiri. Oleh karena itu seorang pemimpin harus memiliki iman yang kuat dan beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa.

                              8)            Kemampuan Berkomunikasi

Antara pemimpin dan yang dipimpin terdapat suatu ikatan kuat sebagai satu keutuhan dan memiliki ketergantungan satu sama lain. Untuk mencapai hal tersebut maka seorang pemimpin harus memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik. Sehingga mampu membangun komunikasi dengan orang-orang yang dipimpinnya secara efektif dan efisien.

                              9)            Komitmen Meningkatkan Kualitas SDM

Pada hakikatnya, SDM berupa manusia yang dipekerjakan di sebuah organisasi sebagai penggerak untuk mencapai tujuan organisasi itu. SDM juga merupakan faktor strategis dan penentu dalam kemajuan organisasi. Seorang pemimpin harus memiliki komitmen kuat untuk meningkatkan kualitas SDM, jika ingin organisasinya tetap bertahaan dan berjalan.

Selain nilai-nilai yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin, etika yang baik juga harus dimiliki. Etika adalah perilaku berstandar normatif berupa nilai-nilai moral, norma-norma, dan hal-hal yang baik-baik. Adapun etika dalam kepemimpinan yakni: menjaga perasaan orang lain, memecahan masalah dengan rendah hati, menghindari pemaksaan kehendak tetapi menghargai pendapat orang lain, mengutamakan proses dialogis dalam memecahkan masalah, menanggapi suatu masalah dengan cepat, dan sesuai dengan keahlian, menyadari kesalahan dan berusaha untuk memperbaiki serta mengedepankan sikap jujur, disiplin, dan dapat dipercaya. Sedangkan untuk faktor yangdapat menghambat kepemimpinan dibagi menjadi tiga, yaitu:

                              1)            Materialisme (mendewakan materi), hedonisme ( hidup untuk bersenang-senang) dan konsumerisme (mengikuti naluri konsumtif). Orang cenderung ingin memiliki materi lebih (dimensi having) ketimbang menjadi manusia yang lebih bermartabat (dimensi being);
                              2)            Praktek korupsi yang menghambat kemajuan organisasi dan melemahkan peran pemimpin. Pemimpin yang melakukan korupsi akan berakibat bawahan meniru perbuatan korupsi dan terjadi pembusukan dalam organisasi;
                              3)            Proses rekrutmen pemimpin yang hanya berorientasi mengejar kekuasaan dan uang.

Retorika

Retorika Sebagai Ilmu Kamus Besar Bahasa indonesia menyebutkan bahwa retorika dalam arti sempit diartikan sebagai, (1) studi tentang pema...